Johan Rosihan Harap KTT G-20 di Bali Perkuat Ekonomi Hijau

16-11-2022 / KOMISI IV
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. Foto: Arief/nvl

 

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mengharapkan KTT G-20 di Bali menjadi momentum untuk memperkuat implementasi ekonomi hijau di negara-negara yang tergabung dalam G-20. Sebab, komitmen menjaga kelestarian sumber daya alam harus diterapkan terutama saat dunia kini sedang menghadapi krisis global.

 

“Selama ini, komitmen pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan ekonomi dan lingkungan masih sangat lemah. Sehingga, kita khawatir sistem ekonomi selama ini akan berdampak pada kerusakan sistem lingkungan melalui pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan, pembuangan limbah ke media lingkungan dan lain-lain,” ucap Johan dalam rilis tertulisnya kepada Parlementaria, Rabu (16/11/2022).

 

Menanggapi pernyataan pemerintah yang ingin menjadikan momentum Presidensi G-20 sebagai transisi menuju ekonomi berkelanjutan, Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu ingin setiap negara berupaya berkomitmen menerapkan ekonomi hijau secara konsisten demi menjaga keberlanjutan sumber daya alam terutama pada aspek lingkungan hidup.

 

Lebih lanjut, Johan melihat komitmen ekonomi hijau perlu dimunculkan pada momentum KTT G-20, karena itu dikotomi antara kepentingan lingkungan dan ekonomi harus segera diakhiri. Selain itu, menurutnya, pemerintah mesti menyadari bahwa paradigma ekonomi hijau adalah respon atas fenomena perubahan iklim global dan permasalahan lingkungan yang mengancam keberlangsungan kehidupan umat manusia,

 

“Di negara kita banyak permasalahan lingkungan di antaranya laju deforestasi yang tinggi, kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang, kebakaran hutan, persoalan sampah dan limbah yang mencemari daratan dan lautan kita” urai Johan.

 

Ia pun menegaskan pandangannya, sebagai evaluasi bagi pemerintah, bahwa pada masa mendatang protokol kelestarian lingkungan harus menjadi platform pembangunan nasional. Oleh sebab itu, paradigma pembangunan yang pro lingkungan (environment) harus diterapkan dengan sebaik-baiknya.

 

“Sebagai warga negara, harapan kita terhadap pelaksanaan presidensi G-20 adalah agar Indonesia sebagai tuan rumah dapat memberi sedikit penekanan pada semua negara G-20 untuk berkontribusi terjaganya kelestarian hutan dan lingkungan Indonesia sebagai paru-paru dunia dengan berbagai bentuk kerjasama yang saling menguntungkan” tutur Legislator Dapil Nusa Tenggara Barat I itu.

 

Jika diabaikan, dirinya memperingatkan bahwa kerusakan lingkungan akibat aktivitas ekonomi yang abai pada konsep ekonomi berkelanjutan pasti akan merugikan semua pihak. Salah satu yang paling terdampak adalah nelayan dan petani sebagai kelompok masyarakat yang paling merasakan dampak kerusakan lingkungan akibat ketidakseimbangan pembangunan.

 

“Saya mendorong pertemuan internasional seperti G-20 di Bali ini menjadi momen strategis agar masalah lingkungan menjadi komitmen semua negara dan tercipta tatanan Kerjasama untuk kepentingan kehidupan generasi mendatang” tutup Johan. (ts/rdn)

BERITA TERKAIT
Stok Beras Melimpah tapi Harga Tetap Mahal, Daniel Johan: Sangat Ironi!
15-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Belum lama ini Ombudsman RI yang mengungkap temuan adanya tumpukan beras impor tahun 2024 lalu yang sebagian...
Komisi IV Dorong Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur di PPI Tanjung Limau Bontang
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Jakarta - Komisi IV DPR RI mendorong peningkatan fasilitas dan infrastruktur di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau, Kota...
Maros Strategis sebagai Sentra Produksi Beras Nasional
13-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Maros - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Haryadi menegaskan bahwa Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Maros, memegang peran...
Pupuk Kaltim Diminta Maksimalkan Manfaat untuk Petani Lokal dan Penyuluh
12-08-2025 / KOMISI IV
PARLEMENTARIA, Bontang - Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet, meminta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) untuk meningkatkan kontribusi langsung bagi...